Jumat, 09 September 2011

1979 Juara SEA Games, Kini Tukang Becak


Dielu-elukan ketika berhasil mengharumkan nama bangsa, ditelantarkan di masa tua. Kondisi itulah yang dialami mantan atlet sepeda Indonesia, Suharto, yang merupakan salah satu penerima penghargaan pada puncak Hari Olahraga Nasional Indonesia (Haornas) 2011.

Kisah atlet Indonesia yang terlantar setelah mengharumkan nama bangsa sebenarnya bukanlah suatu yang baru. Suharto pun merasakan hal tersebut dan kini harus menjadi tukang becak setelah mengharumkan nama Indonesia di SEA Games 1979.

Suharto merupakan salah satu putra bangsa berprestasi yang sukses menyabet medali emas cabang balap sepeda di pentas SEA Games 1979. Mengakhiri karier sebagai atlet pada 1981, pria 60 tahun ini menyambung hidup dengan menarik becak.

Fakta yang sungguh ironi, mengingat prestasi Suharto yang membanggakan. Selain itu Suharto juga sempat mewakili Indonesia di ajang Tour d'Thailand pada 1977 silam. Selama ini Suharto, istri serta ketiga anaknya tinggal di sebuah rumah kontrakan di daerah Ampel, Surabaya, Jawa Timur.

"Kami sudah 20 tahun mengontrak karena belum punya rumah sampai sekarang," ungkap Suharto usai meraih penghargaan di puncak acara peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke XXVII di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Jumat 9 September 2011.

Suharto menerima penghargaan berupa satu unit rumah pada peringatan Haornas 2011 yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng.

"Saya sangat bangga mendapat penghargaan ini. Insya Allah belum terlambat untuk menikmatinya," tutur Suharto yang mengaku sudah 25 tahun mengayuh becak.

Selain Suharto, sejumlah mantan atlet berprestasi juga menerima penghargaan, antara lain Utut Adianto (catur), Susy Susanti (bulutangkis), Richard Sambera (renang) dan Marina yang merupakan peraih medali emas pencak silat di Asian Games 1980. Saat ini Marina berprofesi sebagai sopir taksi. 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites