Jumat, 02 September 2011

RI Penerbit Obligasi Korporasi Terbanyak Asia


 Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) mencatat pertumbuhan penerbitan obligasi korporasi Indonesia selama kuartal II-2011 merupakan yang tertinggi dibandingkan negara Asia lainnya. Indonesia diketahui mengalami pertumbuhan sebesar 8,9 persen.

Dalam laporan ADB bertajuk Asia Bond Monitor edisi September yang diperoleh  VIVAnews.comdiketahui penerbitan obligasi korporat di Asia selama kuartal II-2011 tumbuh 4,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Indonesia yang berada pada urutan pertama, dibuntuti oleh korporasi dari Republik Rakyat China (RRC) yang tumbuh 6,3 persen dibandingkan kuartal I-2011. Namun, China tercatat sebagai pasar obligasi korporasi terbesar di Asia, menggeser posisi Korea Selatan.

Obligasi korporasi China selama periode April-Juni 2011 didominasi oleh jenis surat utang jangka menengah (medium term note) dengan porsi mencapai 33,5 persen dari total penerbitan obligasi.

Sementara pada posisi ketiga dan keempat sebagai negara paling banyak menerbitkan obligasi korporasi adalah Malaysia dan Singapura.

Kendati tercatat sebagai negara dengan penerbitan obligasi terbanyak di Asia, Indonesia tidak masuk dalam tiga besar penerbit obligasi menggunakan kurs mata uang lokal dengan pertumbuhan tercepat di Asia selama kuartal II-2011.

Untuk kategori ini, tercatat tiga negara Asia yaitu Vietnam, Singapura, dan Malaysia sebagai negara yang mengalami pertumbuhan obligasi tercepat selama kuartal II-2011. Pertumbuhan obligasi masing-masing negara itu adalah 5 persen, 4,3 persen, dan 3,7 persen.

ADB menyatakan arus modal asing yang masuk ke kawasan Asia khususnya ke pasar obligasi masih cukup deras. Hal itu tidak terlepas dari tujuan investor yang mengharapkan imbal hasil (yield) besar.

Selain faktor yield, ADB memperkirakan faktor lain yang menjadi penarik investor asing adalah fundamental ekonomi yang kuat, perbedaan tingkat suku bunga, dan potensi apresiasi dari nilai tukar mata uang.

Selama kuartal I-2011, tercatat obligasi dengan mata uang lokal telah tumbuh 7,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010 menjadi US$5,5 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh tingkat suku bunga obligasi korporasi yang tumbuh 19,6 persen dan obligasi pemerintah 2,7 persen.

Di tengah pertumbuhan pasar obligasi Asia, ADB memperingatkan kemungkinan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada kegiatan ekspor di wilayah Asia. Selain itu, arus modal yang tak stabil serta harga komoditas yang berpotensi berfluktuasi juga menjadi kekhawatiran menurunnya investasi di pasar finansial Asia.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites